Monday, May 3, 2010

USAHA KECIL BETERNAK AYAM ARAB

Ayam arab pada masa sekarang ini agaknya mulai menjadi alternatif yang menjanjikan untuk menopang ekonomi pendapatan rumah tangga, bahkan jika diusahakan secara sungguh-sungguh dan didanai secara cukup akan dapat melipat gandakan hasil produksi.

Ditengah ancaman virus flu burung, beternak ayam arab jika diusahakan dengan sungguh-sungguh dan menjaga kebersihan lingkungan ternak, setidaknya dapat menepis rasa kekhawatiran yang ada.

Di dukuh Sontel Kec.Karanganyar, penulis berkesempatan mewancarai Pak Tubo, demikian nama yang cukup singkat namun mencerminkan kepribadian orangnya yang sederhana, ramah dan terbuka untuk diajak komunikasi.

Dimulai dari usaha memelihara ayam kampung biasa, Pak Tubo merasakan beberapa kendala untuk meningkatkan hasil dan pendapatannya. Berbekal rasa ingin belajar yang kuat, maka Pak Tubo mendengar dari kawan-kawannya yang berkutat memelihara ayam mengatakan bahwa budidaya ayam arab cukup menjanjikan untuk mendapatkan keuntungan.
Dimulai dari tanya sana-sini, akhirnya Pak Tubo mantap untuk mulai menjalankan usaha memelihara ayam arab. Secara bertahap ia menggantikan ayam kampung yang selama ini diusahakan.

Menurut penuturan Pak Tubo dengan memulai membeli bibit ayam arab tetasan di tempat Pak Nasrullah Jetaklengkong Kec. Wonopringgo, yang harganya sekarang berkisar Rp. 3.000 dia mulai mengusahakan dan memeliharanya. Bibit yang dibelinya menurut Pak Tubo belum dapat diketahui mana yang jantan dan mana yang betina, baru diketahui jenisnya umur ayam mencapai 1 bulan. Berdasarkan pengalamannya prosentase antara yang betina dan pejantan berkisar 50% jantan dan 50% betina.
Sekarang setelah memelihara sendiri, Pak Tubo dapat menetaskan telur ayam arab yang dibuahi (ada pejantannya) dengan mesin penetas yang dimilikinya dan juga menitipkan telur-telur tersebut untuk ditetaskan oleh ayam jawa/kampung. Agar telor ayam arab dapat ditetaskan maka Pak Tubo memelihara beberapa ayam arab pejantan dan ayam arab betina yang berkualitas bagus khusus untuk menghasilkan telor yang nantinya dapat ditetaskan. Rasio yang dia pakai adalah 1 ayam jantan berbanding dengan 4 s/d 6 ekor ayam arab betina.

Jumlah ayam arab yang dipelihara oleh Pak Tubo berkisar 600 ekor untuk yang dewasa, sebagian besar diusahakan untuk menghasilkan telor ayam arab. Harga telur ayam arab dipasaran sekarang berkisar Rp.600,- Rp.650/butirnya. Sebelum harga pakan ternak naik, telur ayam arab dapat dijual lebih murah berkisar Rp.500,-/butirnya.
Ayam arab ini jika kondisinya normal menurut penuturan Pak Tubo akan mulai bertelur mulai usia 5 bulan. Untuk menjaga kelangsungan usahanya, Pak Tubo sekarang secara berjenjang melakukan penetasan bibit dan memelihara anak ayam arab tetasannya tersebut yang jumlahnya berkisar 400 ekor dari umur 1 - 3 bulan.

Ayam arab yang masih produktif dapat prosentase menghasilkan telornya dapat mencapai 90%/hari atau menurut Pak Tubo secara mudahnya dari 10 ayam arab perhari dapat menghasilkan 9 telor. Jika sudah agak tua maka produktifitasnya hanya mencapai 50%. Dan setelah dibawah itu maka akan dijual, karena diperhitungkan tidak mampu mencukupi ongkos pakannya.

Dalam hal pemasarannya, sampai saat ini Pak Tubo tidak mengalami kesulitan terutama produksi telor ayam arab yang banyak diminati masyarakat. Untuk sekedar mencukupi pasar lokal saja Pak Tubo sudah memiliki penampung yang setiap saat dapat menerima setoran telor-telornya, bahkan jika permintaan sedang tinggi para penampung akan mendatangi sendiri rumah Pak Tubo.

Beberapa pengusaha ayam arab yang sanggup menyediakan telor atau bitit ayam tetasan di Kabupaten Pekalongan terdapat di Wangandowo Kecamatan Bojong, Gondang Kec. Wonopringgo, Kecamatan Kajen dan Kecamatan Wiradesa. Sedangkan untuk mencukupi pasar luar daerah dalam jumlah besar tedapat di Kuripan Kota Pekalongan, yang dikelola oleh Pak Tasuri.

Dari hasil beternak ayam arab ini Pak Tubo merasa optimis jika dikelola dengan tekun, sungguh-sungguh dan telaten akan mampu menghasilkan keuntungan ekonomis bagi pendapayan keluarga. Untuk sementara ini Pak Tubo masih merasa sanggup untuk mengelola ayamnya dengan tenaga sendiri dan dibantu anggota keluarganya.
Hal yang dirasakan menjadi masalah adalah makin tingginya harga pakan ternak, sedangkan harga telor ayam arab harus bersaing dengan telor ayam jawa dan ayam horn (ayam petelur).
Pak Tubo berharap agar usahanya ini mendapat perhatian Pemerintah dalam hal bantuan pinjaman modal lunak untuk usaha kecil. Masyarakat yang berminat untuk membeli produknya atau ingin mengikuti jejak usahanya, Pak Tubo juga mempersilahkan untuk datang langsung ke tempat usahanya.

Mengakhiri wawancara Pak Tubo mempersilakan penulis mencicipi durian lokal Kecamatan Karanganyar dari hasil kebunnya sendiri yang tampak berbuah lebat dan siap petik disekitar pekarangan rumahnya yang luas. Kebetulan saat ini di Kabupaten Pekalongan sedang musim panen durian dan rambutan. (iep).
sumber : link

Read More → USAHA KECIL BETERNAK AYAM ARAB

ayam arab

Ayam arab merupakan ayam tipe petelur unggul karena kemampuannya bertelur yang cukup tinggi. Kebanyakan masyarakat memanfaatkan ayam arab karena produksi telurnya tinggi yaitu mencapai 190-250 butir per tahun dengan berat telur rata-rata 40 gram. Warna kerabang sangat bervariasi yakni putih, kekuningan dan coklat sehingga kadang banyak orang yang tidak bisa membedakan mana telur ayam arab dan mana telur ayam kampung.

Ayam arab sebagai penghasil daging juga cukup baik, doc jantan yang dipelihara sekitar 2-3 bulan dengan sentuhan pakan yang baik sudah mampu mencapai bobot badan antara 4-5 ons. Warna kulit yang agak kehitaman, dengan daging yang lebih tipis dibanding ayam kampung membuat daging ayam ini kurang disukai oleh konsumen. Akan tetapi bagi sebagian peternak yang kreatif, ayam arab ini dikawin silang dengan ayam kampung. Dan apa hasilnya? Ya, ayam dengan postur kampung, kerabang telur sudah tidak putih lagi dan daging yang sedikit lebih terang daripada ayam arab asli.

Ayam arab mudah dikenali dari warna bulunya. Ayam arab dapat dibedakan menjadi dua jenis berdasarkan jenis bulunya yaitu jenis silver (berwarna putih mengkilap atau orang menyebutnya perak) dan jenis gold (merah). Untuk jenis silver, bulu sepanjang leher berwarna putih mengkilap, bulu punggung putih berbintik hitam, bulu sayap hitam bergaris putih dan bulu ekor dominan hitam bercampur putih. Sedang jenggernya kecil dengan warna merah menyala dan mata hitam dengan dilingkari warna kuning.

Ciri lain ayam arab adalah pada saat umur satu minggu pejantan sudah tumbuh jengger. Induk betina tidak mempunyai sifat mengeram dengan usia produktif sampai umur 1,5 tahun. Dengan pengelolaan yang baik, ayam ini bisa dipupuk sebagai sumber penghasilan yang menguntungkan.

Sisi keunggulan ayam arab antara lain:
- Harga DOC yang berfluktuasi, kadang lebih tinggi/rendah dibandingkan ayam kampung biasa. Per Agustus 2008 harga doc 3.500/ekor sudah divaksin mareks.
- Berat telur berkisar antara 35-42,5 gram
- Warna kerabang telur bervariasi yaitu putih, kekuningan dan putih kecoklatan
- Harga induk tergolong tinggi (pullet mencapai harga Rp 40.000/ekor)
- Konsumsi pakan (FCR) relatif kecil karena termasuk tipe kecil
- Daya seksualitas pejantan tinggi
- Ayam betina tidak mempunyai sifat mengeram, sehingga masa bertelurnya panjang
- Bisa dijadikan untuk perbaikan genetik ayam buras

Adapun sisi kelemahan ayam arab antara lain:
- Wama kulit dan daging agak kehitaman sehingga harga jual masa remaja dan afkirnya relatif rendah
- Sifat mengeram hampir tidak ada, sehingga butuh mesin tetas untuk menetaskan telurnya atau menggunakan jasa ayam induk ayam kampung, enthok atau yang lainnya.
- Bobot badan afkir rendah yaitu sekitar 1 - 1,2 kg

Akan tetapi jika dilihat dari sisi keunggulannya maka sisi kelemahan akan tidak ada artinya. Semoga dengan artikel ini dapat membantu bagi calon peternak, calon investor, dan yang sudah memiliki peternakan ayam arab untuk lebih mengetahui ayam yang akan dan yang sudah dipelihara.
sumber : www.sentralternak.com

Read More → ayam arab

Kondisi Para Peternak Ayam?

Terkait rencana Peraturan Daerah yang melarang penjualan unggas hidup di Jakarta, ribuan peternak ayam di Ciamis, Jawa Barat, Jumat (26/3), berhenti beroperasi. Dari 12.000 peternak, sekitar 6.000 peternak mengaku merugi dan berhenti memelihara ayam. Walaupun ada yang memelihara, jumlah ayam dikurangi hingga setengah.


Para petani menilai Pemerintah Daerah DKI Jakarta belum siap dalam mengganti sejumlah rumah potong yang ditutup. Lima tempat pengganti dianggap belum cukup untuk memenuhi kebutuhan ayam perhari yang dapat mencapai satu juta ekor. Saat ini baru tersedia satu rumah potong dengan kapasitas 40 ribu ekor per hari.

Para peternak kini hanya bisa menunggu perkembangan selanjutnya. Mereka mensinyalir akan datang ayam-ayam impor dari negara lain yang akan menghancurkan dunia peternakan dalam negeri.


sumber : link

Read More → Kondisi Para Peternak Ayam?